Konser Musik dan Media Sosial Untuk Pemasaran Tembakau

Konser Musik dan Media Sosial Untuk Pemasaran Tembakau

Konser Musik dan Media Sosial Untuk Pemasaran Tembakau – Di era selfie, “suka”, dan #hashtag, industri tembakau telah mengadaptasi strategi pemasarannya dan menggunakan media sosial untuk mempromosikan produknya yang adiktif dan mematikan kepada audiens muda dan yang paham online.

Konser Musik dan Media Sosial Untuk Pemasaran Tembakau

Di Australia, peraturan pemerintah yang ketat telah menghentikan perusahaan tembakau untuk mempromosikan rokok di media massa. Tapi, di Indonesia, salah satu tetangga terdekatnya, itu adalah cerita yang sama sekali berbeda. Industri rokok masih bisa mengiklankan rokok di televisi, radio, dan baliho. Dan sekarang, menggunakan saluran media sosial populer untuk memasarkan produknya juga.

PT HM Sampoerna/Philip Morris International (PMI) adalah salah satu perusahaan rokok terbesar yang beroperasi di Indonesia. Ini secara sistematis menghubungkan rangkaian konser musik, SoundrenAline, yang disponsorinya, dengan aktivitas pemasaran berbasis internet. Kegiatan ini menyasar anak muda untuk mengasosiasikan rokok dengan musik, kreativitas, dan ekspresi diri.

Tingginya korban akibat penggunaan tembakau

225.700 kematian yang mengejutkan dikaitkan dengan penggunaan tembakau setiap tahun di Indonesia. Dua dari tiga pria dewasa di Indonesia merokok setiap har.

Anak muda Indonesia juga merokok. Hampir 20% siswa sekolah menengah pertama (berusia 13 hingga 15 tahun) di Indonesia merokok. Tapi tidak ada yang lebih baik dari kecanduan merokok di Indonesia selain berita terkenal tentang balita yang merokok hingga 40 batang sehari.

Bandingkan ini dengan Australia, di mana kurang dari 5% anak-anak merokok, dan tingkat merokok secara keseluruhan terus menurun selama dua dekade terakhir.

Larangan iklan tembakau

Pemangku kepentingan kesehatan masyarakat di seluruh dunia setuju untuk mengekang epidemi tembakau, terutama di kalangan anak muda, iklan, promosi, dan sponsor tembakau harus dilarang.

Pada tahun 2012, pemerintah Indonesia mengadopsi peraturan pengendalian tembakau yang mencakup beberapa batasan pada iklan, promosi, dan sponsor tembakau.

Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan rokok dilarang mensponsori acara yang diliput oleh media. Jika mereka mensponsori acara yang tidak diliput oleh media, mereka dilarang menggunakan nama merek dan logo di acara tersebut. Tetapi iklan luar ruang diizinkan, kecuali untuk area bebas asap rokok dan jalan utama yang ditentukan. Ukuran maksimum untuk iklan luar ruang adalah 72 m 2.

Untuk media cetak, beberapa batasan yang berarti berlaku, kecuali bahwa iklan tembakau dilarang dari sampul depan publikasi.

Iklan online memerlukan verifikasi usia pemirsa di atas 18 tahun, dan gambar serta konten yang diposting tidak boleh mendorong merokok.

TV dapat menyiarkan iklan tembakau antara pukul 21:30 dan 5:00. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang masih mengizinkan penayangan iklan rokok di televisi. Semua iklan tembakau wajib memiliki peringatan kesehatan bergambar. Dalam iklan cetak 15% dari luas permukaan dan 10% dari total waktu iklan siaran.

Tambal sulam ini, dan hanya sebagian larangan iklan, promosi dan sponsor tembakau, ditambah dengan penegakan yang lemah, menawarkan peluang ideal bagi perusahaan tembakau Indonesia untuk menghindari dan menghindari peraturan pengendalian tembakau.

Sebuah ‘dunia bebas asap rokok’ tetapi bukan ‘Indonesia bebas asap rokok’

Pada tahun 2017, PMI meluncurkan kampanye global yang mengumumkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk “masa depan bebas asap rokok”. Sebagai bagian dari upaya ini, PMI mendanai Foundation for a Smoke Free World dengan mengklaim bahwa itu “berfungsi sebagai penyelenggara penelitian, dialog, dan gagasan untuk mengurangi merokok secara global.”

Tampaknya kampanye “mendunia” ini tidak berlaku untuk Indonesia, atau negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah lainnya di mana PMI beroperasi.

Konser Musik dan Media Sosial Untuk Pemasaran Tembakau

Di Indonesia, PMI masih gencar mengiklankan rokok kepada anak muda. PMI menghabiskan US$94 juta untuk iklan televisi saja pada tahun 2016. Sejak 2002, PMI telah mensponsori seri konser SoundrenAline yang sudah berlangsung lama. Pada tahun 2016, pihaknya mengadakan kontes untuk mendesain ulang kemasan salah satu merek andalannya, yakni merek A.